Jika dihitung mundur maka Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 yang pembukaannya akan dilangsungkan pada 8 September 2024 di Aceh, tinggal 18 bulan lagi.

Advertisement

PON ke-21 adalah PON bersejarah karena baru terjadi untuk pertama sekali diselenggarakan di dua provinsi, Aceh – Sumut.

PON ke-21 yang akan mempertandingkan 67 cabang olahraga, 33 diantaranya dilangsungkan di Aceh, juga menjadi PON yang mengandung pesan persatuan karena diselenggarakan di tahun politik.

Dalam suasana batin politik yang cenderung membelah maka olahraga yang berlangsung selama PON dilaksanakan akan menjadi obat pemulih persatuan akibat dikoyak politik yang merobek nilai-nilai persatuan Indonesia.

Dalam konteks Aceh, PON ke-21 menjadi ajang memperluas adagium politik Albert Camus dari “politik membelah, seni menyatukan” menjadi lebih luas dan mencakup pula “politik membelah, olahraga menyatukan.”

Secara historis, PON ke-21 yang berlangsung di Aceh dapat menjadi ajang pembuktian kembali bahwa jika dahulu Aceh menyelamatkan Indonesia dari penjajah, melalui PON ke-21, Aceh menjadi penyelamat bangsa dari politik yang berpotensi merusak persatuan Indonesia.

Untuk itu, jika tempoe doeloe Aceh telah mengerahkan segenap daya dan upaya terbaiknya untuk menyelamatkan Indonesia dari Belanda yang ingin kembali menjajah, maka saat ini Pemerintah (Pusat) juga selayaknya mengerahkan dukungan maksimalnya bagi Aceh sehingga PON ke-21 menjadi ajang pemersatu bangsa dari politik 2024 yang berpotensi membelah.

Bisa kita bayangkan dengan dipertandingkan 33 cabang olahraga yang melibatkan 14 ribu atlet dan oficial sudah pasti enam kabupaten/kota yang menjadi lokasi PON ke-21 Aceh harus menyiapkan berbagai insfrastruktur pendukung bagi terselenggaranya pertandingan berbagai cabang olahraga.

Waktu yang hanya tinggal 18 bulan lagi tentu semakin sempit bagi kerja-kerja pembangunan infrastruktur penting, seperti pembangunan stadion utama dan berbagai sarana penting olahraga lainnya, termasuk mempersiapkan sarana pendukung transportssi.

Achmad Marzuki, Pj Gubernur Aceh

Untuk menstimuli gerak cepat secara kolaboratif, saran dari Menpora Zainudin Amali pada Januari 2023 lalu agar dibuat countdown (hitung mundur) PON XXI Aceh – Sumut perlu segera direalisasi.

SKPA terkait (Dispora) sudah harus segera merealisasikanya karena pada saat itu Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki juga sudah menyanggupi untuk membuat countdown di tempat strategis dan di kantor-kantor.

Tentu saja countdown PON XXI juga berguna untuk mengingatkan ada penyelenggaraan PON di Aceh. Dengan begitu, masyarakat dapat memetik manfaat dari aktivitas pembangunan insfrastruktur dan dari kehadiran 14 ribu atlet dan oficial di Aceh.

Berbagai lokasi kuliner dan wisata yang dikelola oleh masyarakat di enam kabupaten/kota, yaitu Kota Banda Aceh, Sabang, Aceh Besar, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Aceh Tenggara juga sudah bisa berbenah untuk menyambut mereka yang berkunjung pada musim PON ke-21 dilangsungkan.

Pengusaha penginapan, transportasi hingga angkutan becak, juga dapat merencakan kesepakatan terbaik sehingga ketika tamu membutuhkannya dapat memberi layanan yang dikenang dengan baik.

Begitu juga gampong-gampong, khususnya yang berdekatan dengan lokasi-lokasi pertandingan, dapat pula mempersiapkan diri dalam peumulia jame.

Sebagaimana diketahui, pada Juli 2022 Pj Gubernur Aceh sudah menetapkan lokasi venue PON ke-21 yaitu di kawasan Neuheun, Aceh Besar dan Panitia PB PON Aceh – Sumut wilayah Aceh.

Mengutip Dispora Aceh, di kawasan Neuheun milik Universitas Syiah Kuala (USK) itu akan dibangun 13 venue baru, dari total 33 venue, termasuk stadion bertaraf internasional yang anggarannya mencapai Rp1,8 triliun.

Bahkan, Pj Gubernur Aceh juga sudah berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan Aceh dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Aceh, terkait kerja pengawasan pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut.

Pada 28 Januari 2023, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainuddin Amali, juga sudah meluncurkan peluncuran maskot, logo, dan tagline. Po Meurah atau gajah putih sebagai maskot PON XXI Aceh-Sumut. Esoknya, launching juga dilakukan di Sumut.

Pada awal Februari 2023, Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh juga sudah mengikuti rapat Persiapan Penyelenggaraan PON XXI Aceh dan Sumut 2024 yang dipimpin Didik Suhardi, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga.

Rapat itu diselenggarakan untuk mendapatkan informasi detail mengenai proses persiapan masing-masing daerah sebagai tuan rumah PON XXI.

Rapat menyepakati bahwa masing-masing daerah harus melakukan identifikasi venue yang akan digunakan dan bagaimana kondisinya serta rencana renovasi yang perlu dilakukan. Serta mendorong panitia daerah untuk terus melakukan percepatan-percepatan persiapan PON XXI Tahun 2024.

Pemerintah Aceh melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dikabarkan juga sudah mengajukan anggaran sebesar Rp5,8 triliun kepada pemerintah pusat untuk pembangunan sarana prasaran arena Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh – Sumatera Utara 2024.

Sementara yang sudah disetujui untuk pembangunan Stadion Utama sebesar Rp1 triliun lebih dan pembangunan arena cabang olahraga dayung Rp20 miliar yang berlokasi di Waduk Keliling, Aceh Besar. Stadion Utama PON dan arena olahraga dayung ini akan dimulai pembangunannya bulan depan, April 2023.

Mengacu PON XX Papua, mengutip Sri Mulyani, Pemerintah mengeluarkan dana negara senilai Rp10,43 triliun untuk perhelatan PON XX Papua, yang berlangsung pada 2-15 Oktober 2021. Kucuran anggaran itu diberikan sejak 2018 sampai dengan 2021 melalui Dana Tambahan Insfrastruktur.

Karena perhelatan PON memberi dampak ekonomi kepada masyarakat sebagaimana di Papua, maka SKPA terkait seperti Disbudpar Aceh dan Dinas Koperasi dan UMKM Aceh sepatutnya mengambil peran masing-masing untuk memastikan masyarakat mendapat manfaat ekonomi yang lebih dari event olahraga nasional yang menghasirkan 14 ribu lebih orang dari semua provinsi yang ada di Indonesia.

Sejak Surat Keputusan (SK) Penetapan Aceh – Sumut sebagai tuan rumah PON ke-21 pada Seprember 2020, Aceh telah kehilangan waktu 2 tahun untuk membangun sarana dan prasarana.

Jangan sampai setelah ada kepastian lokasi venue PON ke-21 yang ditetapkan oleh Pj Gubernur Aceh pada Juli 2022, sisa waktu 18 bulan lagi ini menjadi sia-sia tanpa persiapan, tanpa koordinasi, apalagi tanpa perencanaan dan tanpa aksi menjemput bola.

Bagi SKPA yang sudah menyusun ancang-ancang pasti membutuhkan data dukung yang mendekati kepastian agar pada waktu direalisasikan tepat guna alias tidak jauh lari dari perencanaan.

Sekali lagi, anjuran Menpora yang sudah disetujui Pj Gubernur Aceh tentang countdown PON XXI Aceh – Sumut juga perlu menyertakan informasi kegiatan masing-masing SKPA terkait PON XXI sehingga semua orang saling tergerak untuk ambil bagian. Barangkali!

Previous articleSatuKata Peduli 3: Hidup Cuma Sekali, Jadilah Berarti
Next articleFakta dan Rumor dalam Pemilihan Dirut Bank Aceh

Leave a Reply