Pulau Banyak, RUBRIKA — Kunjungan Amine Abid, utusan Uni Emirat Arab, ke Pulau Banyak tentu bukan hendak mengambil baju terbang milik bidadari seperti dalam kisah Malem Diwa.
Abid datang ke Pulau Banyak untuk melihat lokasi yang cocok untuk dikembangkan sebagaimana yang ada di Maladewa atau yang dikenal Maldives, yaitu pulau kecil yang memiliki hamparan pasir putih dan laut biru, yang eksotik di barat daya India.

Menghadirkan penginapan di atas permadani biru laut yang disinggahi ikan-ikan tentu akan mendatangkan pengunjung yang ingin berlibur. Dan, itu semua tidak hanya ada di Maldives, tapi juga ada di Pulau Banyak, Singkil, Aceh.
Dan, kelelahan Amine Abid usai melakukan perjalanan panjang pun, terbayar lunas ketika tiba di Ujung Lolok. Direktur Eksekutif Murban Energy itu langsung mengabadikan hamparan pasir putih ketika speedboat merapat di Palambak, dan juga Pulau Panjang dengan kamera handphone miliknya.
Arah kamera lelaki jangkung berkacamata itu juga membidik ke laut yang biru, bening lagi tenang bahkan tembus pandang sehingga ikan yang menari berkelompok dapat dilihat dengan mata telanjang, tanpa harus menyelam.
Di Singkil, Abid disambut keramahan dengan suguhan makanan istimewa rakyat Singkil, seperti sate lokan oleh Bupati Singkil Dulmursid di Pendopo. Dan, alumni ENSAM, France dan Georgia Institute of Technology, USA itu, langsung menikmati keasyikan di atas speedboat dual engine 200 power yang membelah ombak Samudera Hindia.
Usai melihat langsung Ujung Lolok, Palambak dan Pulau Panjang Abid yang ditemani Dulmursid, Bupati Singkil, Jamaluddin, Kadis Pariwisata Aceh, Aulia Sofyan, Kadis DPMPTSP dan Staf Khusus Gubernur Aceh, Iskandar, serta Riadi dari DPMPTSP, Abid dan rombongan langsung kembali ke Singkil, dan selanjutnya bertolak ke Banda Aceh, Selasa (22/12).


Kepada Gubernur Aceh, saat melakukan pertemuan di Meuligo, Rabu (23/12) Abid mengaku sangat terkesan dengan spot-spot wisata yang ada di Aceh termasuk di Pulau Banyak. “Sangat bagus,” katanya dalam bahasa Inggris.
Abid menyampaikan minatnya pada pulau yang ada di Aceh khususnya yang memiliki hamparan pasir putih untuk dibangun resor dengan penginapan di atas laut, sebagaimana yang ada di Maldives.
“Kita akan laporkan hasil kunjungan ini, dan selanjutnya akan dibahas apa yang paling cocok sebagai tindaklanjut kunjungan di Aceh,” kata Abid, Rabu (23/12).
Kepada utusan H.E Mohamed Al Rumaithi, CEO Murban Energy Lltd, pihak yang ditunjuk Menteri Energy dan Infrastrukur UAE, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyakinkan soal lahan.
Pihak investor, kata Nova tidak perlu khawatir persoalan lahan, sebab hampir keseluruhan wilayah di pulau surga tersebut merupakan milik Pemerintah Aceh, sehingga untuk soal pembebasan lahan sudah terselesaikan.
Nova berharap, investasi antara Pemerintah Aceh dengan UEA di bidang pariwisata di Aceh dapat direalisasikan secepat mungkin. Sehingga, jika masih terdapat kendala dapat segera diselesaikan dengan pihak terkait.
Kepada Abid, Nova juga menawarkan potensi investasi lainya yang ada di Aceh, termasuk kopi arabika Gayo yang menjadi salah satu komoditi unggulan dari Dataran Aceh Tengah. Kopi arabika Gayo juga digadang-gadang sebagai kopi dengan kualitas terbaik di level dunia.
Jika investasi di Aceh terealisasi dari hasil bidikan kamera utusan UEA, Amine Abid, membuahkan hasil, bisa jadi kisah Malem Diwa yang bersetting bidadari mandi di sungai akan berganti dengan kisah bidadari (wisatawan) mandi di Maldivesnya Aceh, Pulau Banyak, Singkil atau lokasi lainnya di Aceh. []

Pemerintah Aceh pun sudah mengadakan Kapal Aceh Hebat 3 yang khusus melayani rute Singkil – Pulau Banyak, mulai Januari 2021. Pegiat wisata Aceh, Yudi Randa mengusulkan pembangunan bandara Hub UEA dan untuk itu perlu pengadaan pesawat amfibi sebagai pendukung fasilitas infrastruktur pariwisata berbasis pulau.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengatakan ketersediaan transportasi udara erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah turis ke objek wisata.

Pesawat amfibi merupakan moda angkutan udara yang mampu mendarat dan lepas landas dari permukaan air. Luhut mengatakan transportasi ini cocok untuk mengakses destinasi wisata selam.
“Kami melihat turis itu salah satu yang penting kontribusinya pada ekonomi kita,” kata Luhut dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (14/8) lalu.
“Gubernur Aceh bisa mengusulkan ke pusat agar anggaran APBN sebagai stimulus untuk paket lokal konten tidak hanya diperuntukkan bagi Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang Manado tapi juga untuk Pulau Banyak yang bisa menjadi satu paket wisata dengan Danau Toba,” tegas Yudi. []