Banda Aceh, RUBRIKA.id — Aceh dan Wuhan, memang terpisah oleh jarak. Kurang lebih 3.414 km. Tapi, tidak oleh hati. Apalagi hati dari seorang ibu. Jaraknya sangat dekat. Sedekat keinginan semua ibu yang anak-anaknya masih berada di Tiongkok.
“Apa kabar, semoga tetap sehat ya,” sapa Dyah Erti Idawati via handphone, Sabtu (1/2).

Sebetulnya, Dyah tidak ingin lagi menelepon mahasiswa Aceh. Dia yakin, hari-hari mereka sudah lelah karena dihubungi banyak pihak.
“Pasti mereka butuh ketenangan di sana,” kata Dyah saat berbincang-bincang di Posko Informasi yang ada di lingkungan Kantor Dinas Sosial Aceh.
Namun, hati ibu mana yang tidak ingin mengetahui kondisi terkini mahasiswa Aceh yang sedang dalam misi penjemputan oleh Pemerintah.
“Jangan stres ya, kami di sini berdoa untuk kalian, semangat terus ya, ini ada salam dari Bapak Plt Gubernur dan semua ibu-ibu di Aceh, itu saja, salam untuk teman-teman, kami akan terus memperhatikan kalian,” tambah Dyah masih melalui handphone.

Kabar pesawat Batik Air dengan ID8618 yang telah terbang ke Wuhan membuat istri Nova Iriansyah, Plt Gubernur Aceh itu ingin memastikan bahwa semua mahasiswa Aceh yang ada di Wuhan baik-baik saja, dan sudah masuk dalam daftar yang dijemput.
Tidak hanya di Wuhan, bagi yang memilih pulang ke Aceh, karena kuatir terpapar virus corona, Dyah juga ingin memastikan bisa difasilitasi.
Kepala Dinas Sosial, Alhudri menyampaikan komitmen Pemerintah Aceh untuk membantu mahasiswa di Tiongkok, khususnya di daerah yang berpotensi besar terpapar virus corona.
“Kita bantu fasilitasi,” tegas Alhudri seraya mendukung ibu-ibu yang hendak menggelar doa kesehatan untuk mahasiswa, doa keselamatan dalam perjalanan pulang, dan doa untuk negeri agar terhindar dari paparan virus corona.
“Doa dari ibu-ibu tentu berbeda, punya kekuatan, bahkan menembus langit,” kata Alhudri yang dibenarkan Ibu Dyah, yang ikut didampingi Safrida Yuliani, istri Sekda Aceh. []