Banda Aceh, RUBRIKA.id — Barongsai adalah permainan tradisional masyarakat Tionghoa yang memperlihatkan gerakan singa yang atraktif dan akrobatik. Permainan ini sangat dikenal dan dinanti oleh masyarakat karena kelincahannya.

Advertisement

Bayangkan, sarung singa berisi manusia ini bisa berguling, melompat tinggi di udara dan meloncati tonggak-tonggak yang hampir 2 meter tingginya. Tentu tidak serta merta sebab permainan ini membutuhkan keahlian khusus dan keterampilan yang didapat dari keberanian, kesabaran serta latihan yang sangat disiplin.

Indonesia meresmikannya sebagai salah satu cabang pada 23 Februari 2013 di bawah KONI. Di Aceh sendiri, meskipun etnik Tionghoa sudah ada sejak masa kerajaan Aceh Darussalam pada abad ke 11 hingga hari ini. Permainan tradisional ini baru terbentuk tanggal 11 Juni 2014 yang diketuai oleh Khoe Khie Siong atau yang lebih dikenal dengan Pak Aky. Di bawah Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI).

Nama Golden Dragon sebagai grup Barongsai cukup terkenal bukan hanya di Banda Aceh tetapi juga Nasional. Klub binaan HAKKA Aceh ini harum namanya sebab banyak memenangkan pertandingan-pertandingan Nasional diantaranya mewakili Aceh di PON XIX 2016 Jawa Barat dan meraih medali perunggu.

Satu lagi yang akan menjadi prestasi gemilangnya adalah dipercayakan untuk berlaga dalam turnamen dunia “GONG YI COOPER CAMEL CUP HAKKA DRAGON & LION DANCE INTERNASIONAL INVITATIONAL TOURNAMENT” yang diselenggarakan pada 17 – 22 September 2019 di Zhengzhou – Tiongkok.

“Kita pantas berbangga Barongsai Aceh dipercayakan untuk mewakili Indonesia dikancah Turnamen Internasional ini. Kepercayaan dan peluang ini juga menjadi berkah bagi kita semua karena secara tidak langsung, kita dapat memperkenalkan / mempromosikan Daerah Aceh ke Tingkat Dunia,” ujar Pak Aky pada Rubrika.

Sebagai pembina beliau juga mengharapkan dukungan dan doa dari segenap lapisan masyarakat Aceh dan Indonesia agar kami dapat meraih prestasi yang membanggakan. []

Previous articleMenlu Indonesia dan Menlu India Dorong Kerjasama Ekonomi dan Maritim
Next articleBisakah ASN Aceh Menghadirkan Birokrasi 3.0?

Leave a Reply